MEDIATAMANEWS.ID – Di tengah tantangan pengelolaan lingkungan dan meningkatnya kebutuhan sosial, RW 05 Sindanglengo di Kelurahan Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, menghadirkan solusi cerdas dan humanis. Melalui program bertajuk “Ubah Sampah Jadi Sedekah”, masyarakat diajak menyulap sampah rumah tangga menjadi alat bantu bagi mereka yang membutuhkan.
Program ini merupakan pengembangan dari kegiatan sosial sebelumnya, yaitu “RW5 Bersedekah”, yang telah berjalan kurang lebih 4 tahun memberikan santunan kepada anak yatim, lansia, guru magrib mengaji, dan anak-anak disabilitas.
Namun, belakangan ini, Kodir Jaelani selaku Ketua RW 05 sekaligus penggagas program mengaku bahwa pemasukan dari kencleng warga yang biasa menjadi sumber dana mulai berkurang. Sementara, jumlah warga yang membutuhkan bantuan justru meningkat.
“Kami harus mencari cara agar kegiatan sosial tetap bisa berjalan. Maka lahirlah program Ubah Sampah Jadi Sedekah, di mana warga menyumbangkan sampah rumah tangga yang masih bernilai ekonomis. Kami jual, dan hasilnya kita salurkan kembali ke kegiatan sosial,” ujar Kodir saat diwawancara oleh Mediatamanews.id
Konsepnya sederhana tapi berdampak besar, warga tidak lagi melihat sampah sebagai sesuatu yang kotor dan tidak berguna. Botol plastik, kardus, kaleng bekas, dan sampah sejenis dikumpulkan di rumah para Ketua RT yang berada di wilayah RW 05. Setiap hari Kamis, Kodir bersama tim RW turun langsung untuk menjemput dan memilah sampah yang kemudian dijual ke pengepul.
Hasilnya cukup signifikan untuk menopang kembali dana sosial yang sempat menurun. Tak hanya itu, program ini juga mengajarkan nilai kepedulian terhadap lingkungan dan sesama.
“Dari yang awalnya hanya buang sampah, sekarang warga mulai sadar bahwa mereka bisa bersedekah lewat cara ini,” tambahnya.
Namun perjalanan program ini bukan tanpa hambatan. Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah keterbatasan armada pengangkut.
“Kami belum punya kendaraan operasional sendiri. Sering kali keterlambatan pengangkutan terjadi karena kami harus meminjam kendaraan,” keluh Kodir.
Meski demikian, semangat dan solidaritas warga terus tumbuh. Kodir bahkan membuka pintu selebar-lebarnya bagi siapa pun di luar RW 05 yang ingin berkontribusi.
“Kalau ada warga dari luar yang ingin menyumbangkan sampah atau barang bekas bernilai ekonomi, insyaallah kami siap menerima dan mengelolanya,” ujarnya penuh harap.
Program ini mulai menarik perhatian berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat dan aktivis lingkungan. Banyak yang melihatnya sebagai model yang bisa direplikasi di wilayah lain. Tidak hanya mengatasi persoalan sosial, tetapi juga menjadi strategi praktis pengelolaan sampah berbasis komunitas.
Dengan pendekatan gotong royong, inovasi sosial, dan semangat kebersamaan, “Ubah Sampah Jadi Sedekah” tak hanya menjadi program RW biasa, tapi simbol gerakan warga untuk membuktikan bahwa dari hal kecil pun bisa lahir perubahan besar.***
Penulis : Muhammad Rizqy
Editor : Muhammad Rizqy