MEDIATAMANEWS.ID – Rabu, 4 Juni 2025, Gedung Pakuan, Kota Bandung, menjadi saksi momen pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Tasikmalaya yang baru.
Namun lebih dari sekadar seremoni, acara ini menjadi sorotan publik karena pernyataan tajam dan menyentil dari Gubernur Jawa Barat yang menegaskan pentingnya kepemimpinan yang detail, merakyat, dan tidak takut kotor.
Dalam pidatonya, Gubernur menggarisbawahi bahwa Kabupaten Tasikmalaya memiliki pekerjaan rumah besar, mulai dari kemiskinan yang masih tinggi, program keluarga berencana yang belum berhasil, hingga persoalan kebersihan lingkungan yang belum tuntas.
“Kalau gubernurnya sampai ngurus gorong-gorong, maka bupatinya harus siap turun ke toilet. Gubernur na maung, bupati na kudu maung,” tegasnya
Ia juga menyampaikan bahwa Tasikmalaya telah mendeklarasikan diri sebagai kabupaten santri, dan sebagai wilayah yang menjunjung tinggi nilai religiusitas, seharusnya hal itu tercermin dalam kualitas jalan, kebersihan lingkungan, dan kehidupan sosial masyarakatnya.
“Gak boleh ada lagi anak SMP mabuk ciu di mana-mana. Kalau kabupatennya santri, maka jalan harus alus, rumah rakyat harus layak, dan lingkungan harus bersih. Segera dibenahi,” lanjutnya.
Gubernur menekankan bahwa birokrasi memang sudah punya sistem dan aparat lengkap. Namun, dalam praktiknya, perintah dari atasan belum tentu langsung dijalankan. Karena itu, ia mendorong agar pemimpin daerah menjadi contoh nyata.
“Perintah camat belum tentu diturut, kepala desa juga belum tentu nurut. Pemimpin itu harus turun langsung, memimpin bukan hanya dari meja,” ucapnya menutup pesan.
Pesan itu menjadi semacam kompas bagi Bupati dan Wakil Bupati Tasikmalaya agar tak hanya tampil dalam seremoni, melainkan hadir nyata di tengah masyarakat dan menjadi solusi dari berbagai persoalan.***
Penulis : Muhammad Rizqy
Editor : Muhammad Rizqy