MEDIATAMANEWS.ID – Kiai Hasyim Asy’ari bukan hanya pendiri Nahdlatul Ulama (NU), melainkan juga seorang tokoh yang memberikan ruh perjuangan bagi umat Islam Ahlussunnah wal Jama’ah di Indonesia.
Sebagai Rais Akbar, jabatan yang bukan hanya simbol, Kiai Hasyim memainkan peran besar dalam membentuk jaringan ulama Nusantara yang bergerak bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan menegakkan Islam yang moderat.
Pada 14 Februari 1871, K.H. Hasyim Asy’ari dilahirkan di Jombang, Jawa Timur. Warisan perjuangannya terus hidup, dan hingga kini NU menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia dan dunia.
Hasyim Asy’ari, sejak kecil, telah dibimbing oleh kedua orang tuanya yang merupakan tokoh ulama besar. Di pesantren-pesantren yang ia kunjungi, Hasyim menyerap banyak ilmu agama yang membentuk pandangannya terhadap Islam.
Menginjak usia 21 tahun, Kiai Hasyim berangkat ke Mekkah, di mana ia berguru kepada sejumlah ulama besar. Di tanah suci, ia juga mulai mengajar di Masjidil Haram dan memperdalam ilmu agama. Sebelum kembali ke Indonesia pada tahun 1899, Hasyim menuntut ilmu dari banyak ulama besar, salah satunya Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi.
Setibanya di Indonesia, Kiai Hasyim mendirikan Pesantren Tebuireng di Jombang. Di sini, ia mengembangkan sistem pendidikan yang mengintegrasikan ilmu agama dengan ilmu umum.
Pesantren Tebuireng berkembang pesat dan menjadi pusat pendidikan Islam yang mencetak ribuan santri dari berbagai daerah. Namun, perjalanan Kiai Hasyim tidak hanya berhenti pada dunia pendidikan. Kiai Hasyim juga terlibat dalam pergerakan politik Indonesia.
Dalam masa penjajahan Belanda dan Jepang, Kiai Hasyim memilih untuk tidak berkolaborasi dengan penjajah, namun pada masa Jepang, ia menerima kerja sama demi kemerdekaan Indonesia.
Pada 1945, bersama ulama lainnya, Kiai Hasyim mengeluarkan fatwa “Resolusi Jihad” yang mendorong umat Islam untuk melawan penjajah Belanda. Fatwa ini menjadi titik penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, dengan Kiai Hasyim menjadi pemimpin yang membimbing para pejuang.
Wafat pada 25 Juli 1947, Kiai Hasyim meninggalkan warisan yang sangat berharga. Nahdlatul Ulama yang didirikannya terus berkembang hingga menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia. Hingga kini, pemikiran dan karya-karya Kiai Hasyim Asy’ari tetap menjadi sumber inspirasi bagi generasi penerus.***
Editor : Muhammad Rizqy
Sumber Berita : Nu online







